EFEKTIFITAS MANAJEMEN KONFLIK DALAM ORGANISASI
Dalam setiap interaksi sosial baik antar individu maupun kelompok, terjadinya konflik adalah sesuatu hal yang wajar. Konflik yang mungkin dianggap sebagai suatu kejadian yang tidak wajar dan bahkan berakibat negatif, sekarang dianggap sebagai suatu hal yang wajar yang tidak hanya dapat berakibat negatif tetapi juga menghasilkan sesuatu yang positif. Hal tersebut tentu saja tergantung kepada bagaimana cara kita dalam mengelola konflik yang terjadi.
Konflik diartikan sebagi situasi yang terjadi ketika ada perbedaan pendapat atau perbedaan cara pandang diantara beberapa orang, kelompok atau organisasi. Konflik juga dipandang sebagai suatu sikap saling mempertahankan diri sekurang-kurangnya diantara dua kelompok, yang memiliki tujuan dan pandangan berbeda, dalam upaya mencapai satu tujuan sehingga mereka berada dalam posisi oposisi, bukan kerjasama.
Dalam uraian kali ini akan di bahas mengenai konflik dalam organisasi dan bagaimana penatalaksanaan atau manajemen konflik itu sendiri.
Seperti yang kita bahas dalam uraian-uraian terdahulu, Organisasi merupakan suatu wadah di mana banyak orang berkumpul dan saling berinteraksi, yang terbentuk karena adanya kesamaan tujuan yang ingin dicapai. Seiring berjalannya waktu, di dalam organisasi kerap terjadi konflik baik internal maupun konflik eksternal antar organisasi. Konflik ini kerap berawal dari suatu hal yang sepele yang berasal dari faktor individu maupun faktor organisasi itu sendiri. Namun justru hal yang dianggap sepele tersebutlah yang dapat menentukan apakah suatu organisasi dapat bertahan atau tidak.
Dalam keadaan tersebut mekanisme ataupun manajemen konflik yang diambil sangat menentukan posisi organisasi sebagai lembaga yang menjadi pelindungnya. Oleh karena itu sangat dibutuhkan alternatif solusi untuk memecahkan konflik yang sedang terjadi.
Meskipun demikian, perlu di ingat bahwa mengatasi dan menyelesaikan suatu konflik bukanlah sesuatu yang sederhana dan mudah. Cepat-tidaknya suatu konflik dapat diatasi tergantung pada kesediaan dan keterbukaan pihak-pihak yang bersengketa untuk menyelesaikan konflik, berat ringannya bobot atau tingkat konflik tersebut serta kemampuaan dan keahlian untuk mengelola konflik yang muncul dengan menggunakan strategi yang tepat. Karenanya diperlukanlah komitmen yang sungguh-sungguh dalam pengembangan alternatif solusi sehingga konflik dapat segera diatasi.
Adapun beberapa stragtegi yang dapat digunakan, antara lain : menghindar, akomodasi, kolaborasi, kompetisi, negosiasi, dan kompromi. Strategi-strategi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Menghindar
Menghindari konflik dapat dilakukan apabila pemicu konflik tidak terlalu penting. Penghindaran merupakan strategi yang memungkinkan pihak-pihak yang bersengketa untuk meredam atau menenangkan diri.
Mengakomodasi
Strategi ini berarti memberi kesempatan pada orang lain di luar pihak yang bersengketa untuk mengatur strategi pemecahan masalah, khususnya apabila isu tersebut penting bagi orang lain. Hal ini memungkinkan timbulnya kerjasama dengan memberi kesempatan pada mereka untuk membuat keputusan.
Memecahkan Masalah atau Kolaborasi
Pemecahan masalah secara bersama-sama dimana individu yang terlibat mempunyai tujuan kerja yang sama. Disini diperlukan adanya satu komitmen dari semua pihak yang terlibat untuk saling mendukung dan saling memperhatikan satu sama lainnya.
Kompetisi
Strategi ini digunakan apabila kita memiliki lebih banyak informasi dan keahlian yang lebih dibanding yang lainnya atau ketika kita tidak ingin mengkompromikan nilai-nilai kita. Metode ini mungkin bisa memicu konflik tetapi bisa jadi merupakan metode yang penting untuk alasan-alasan keamanan.
Kompromi atau Negosiasi
Masing-masing memberikan dan menawarkan sesuatu pada waktu yang bersamaan, saling memberi dan menerima, serta meminimalkan kekurangan semua pihak yang dapat menguntungkan semua pihak.
Dengan menerapkan strategi-strategi tersebut, diharapkan dapat menyelesaikan konflik dalam organisasi secara efektif. Selain itu perlu diperhatikan juga sistem komunikasi yang digunakan. Karena sistem komunikasi sendiri mempunyai peranan yang besar dalam menentukan keberlangsungan sebuah organisasi dalam memertahankan anggota dan segenap komponen di dalamnya. Salah satu cara membangun komunikasi itu adalah melalui pertemuan-pertemuan antar sesama anggota organisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar