BAHASA
Cuneiform adalah salah satu bentuk bahasa tulisan yang pertama kali diketahui, tetapi bahasa
lisan dipercaya mendahului tulisan paling
tidak sejak sepuluh atau ribuan tahun sebelumnya.
Bahasa bisa mengacu kepada kapasitas khusus yang ada pada manusia untuk memperoleh dan menggunakan sistem komunikasi yang kompleks, atau kepada sebuah instansi spesifik dari
sebuah sistem komunikasi yang kompleks. Kajian ilmiah terhadap bahasa dalam
semua indra disebut dengan linguistik.
Sekitar 3000-6000 bahasa yang
digunakan oleh manusia sekarang adalah suatu contoh yang menonjol, tapi bahasa
alami dapat juga berdasarkan visual
daripada rangsangan pendengaran, sebagai contoh pada bahasa
isyarat dan bahasa
tulis. Kode dan bentuk lain dari sistem
komunikasi artifisial seperti yang digunakan untuk pemrograman
komputer juga dapat disebut bahasa. Bahasa
dalam konteks ini adalah sebuah sistem isyarat untuk menkodekan dan menterjemahkan informasi. Kata bahasa Inggris "language" yang diturunkan
secara langsung dari Latin
lingua, "language, tongue", lewat Prancis Tua. Hubungan metaforis antara bahasa dan lidah ada dalam
banyak bahasa dan menjadi saksi dalam sejarah munculnya bahasa lisan. Bila digunakan sebagai konsep umum, "bahasa"
mengacu pada kemampuan kognitif
yang membuat manusia dapat belajar dan menggunakan sistem komunikasi yang
kompleks.
Kemampuan bahasa manusia dikatakan
pada dasarnya berbeda dari dan lebih tinggi tingkat kerumitannya daripada
spesies lain. Bahasa manusia sangat rumit dimana ia berdasarkan sekumpulan
aturan berkaitan dengan simbol dan makna, sehingga membentuk sejumlah
kemungkinan penyebutan yang tak terbatas dari sejumlah elemen yang terbatas.
Bahasa dikatakan berasal sejak hominid pertama kali mulai bekerja sama,
mengadopsi sistem komunikasi awal yang berdasarkan pada isyarat ekspresif yang
mengikutkan teori dari pikiran dan dibagi secara sengaja. Perkembangan tersebut dikatakan
bertepatan dengan meningkatnya volume pada otak. Bahasa diproses pada otak manusia dalam lokasi yang berbeda, tetapi secara
khusus berada di area Broca
dan area Wernicke.
Manusia mengakuisisi bahasa lewat interaksi sosial di masa balita, dan anak-anak
sudah dapat berbicara secara fasih sekitar umur tiga tahun. Penggunaan bahasa
telah bercokol dalam kultur
manusia dan, selain digunakan untuk berkomunikasi dan berbagi informasi, ia
juga memiliki fungsi sosial dan kultural, seperti untuk menandakan identitas suatu kelompok, stratifikasi sosial
dan untuk dandanan sosial
dan hiburan. Kata "bahasa" juga dapat digunakan untuk
menjelaskan sekumpulan aturan yang membuat ia bisa ada, atau sekumpulan
penyebutan yang dapat dihasilkan dari aturan tersebut.
Semua bahasa bergantung pada proses semiosis untuk menghubungkan sebuah isyarat dengan sebuah makna tertentu. Bahasa lisan dan isyarat
memiliki sebuah sistem fonologikal
yang mengatur bagaimana suara atau simbol visual digunakan untuk membentuk
urutan yang dikenal sebagai kata
atau morfem, dan sebuah sistem sintaks yang mengatur bagaimana kata-kata dan morfem digunakan membentuk frasa dan penyebutan. Bahasa tulis
menggunakan simbol visual untuk menandakan suara dari bahasa lisan, tetapi ia
masih membutuhkan aturan sintaks yang memproduksi makna dari urutan
kata-kata. Bahasa-bahasa berubah dan bervariasi setiap waktu, dan sejarah evolusinya dapat
direkonstruksi ulang dengan membandingkan bahasa moderen untuk menentukan ciri-ciri mana yang harus
dimiliki oleh bahasa pendahulunya untuk perubahan nantinya dapat terjadi.
Sekelompok bahasa yang diturunkan dari leluhur yang sama dikenal sebagai keluarga
bahasa. Bahasa yang digunakan dunia
sekarang tergolong pada keluarga Indo-Eropa, yang mengikutkan bahasa seperti Inggris, Spanyol, Rusia dan Hindu; Bahasa Sino-Tibet,
yang melingkupi Mandarin Chinese, Cantonese
dan lainnya; bahasa Semitik,
yang melingkupi Arab,
Amharic dan Hebrew; dan bahasa
Bantu, yang melingkupi Swahili, Zulu,
Shona
dan ratusan bahasa lain yang digunakan di Afrika.
|
Definisi
Kata "bahasa" memiliki dua makna dasar: bahasa
sebagai konsep umum, dan "sebuah bahasa" (sebuah sistem linguistik
tertentu, contohnya ""Prancis"). Bahasa selain Inggris ada yang menggunakan dua kata
yang berbeda untuk konsep yang berbeda. Prancis misalnya menggunakan kata langage
untuk bahasa sebagai sebuah konsep dan langue
sebagai instansi dari bahasa.
Bila berbicara bahasa sebagai konsep umum, beberapa definisi
berbeda dapat digunakan untuk menekankan aspek yang berbeda dari fenomena.
Kemampuan mental, organ atau insting
Salah satu definisi melihat bahasa pada pokoknya sebagai kemampuan
mental yang membuat manusia dapat
menggunakan perilaku linguistik: untuk belajar bahasa dan menghasilkan dan
memahami penyebutan. Definisi ini menekankan keuniversalan bahasa untuk semua
manusia dan dasar biologis dari kapasitas manusia terhadap bahasa sebagai perkembangan
yang unik terhadap otak manusia. Pandangan ini memahami bahasa secara garis besar bawaan lahir, sebagai contoh dalam teori Chomsky mengenai Tatabahasa Universal, teori ekstrim bawaan lahirnya Jerry Fodor . Definisi semacam ini sering diaplikasikan oleh orang yang
mempelajari bahasa lewat kerangka ilmu kognitif dan dalam neurolinguistik.
Sistem simbolik formal
Definisi lain melihat bahasa sebagai sebuah sistem formal
dari isyarat-isyarat yang diatur oleh aturan-aturan kombinasi tatabahasa untuk
mengkomunikasikan suatu makna. Definisi ini menekankan fakta bahwa bahasa
manusia dapat dijelaskan sebagai sistem terstruktur tertutup yang terdiri dari aturan-aturan yang menghubungkan
isyarat tertentu terhadap makna tertentu. Pandangan strukturalis terhadap bahasa pertama kali diperkenalkan oleh Ferdinand de Saussure. Beberapa pendukung pandangan bahasa ini, seperti Noam
Chomsky, mendefinisikan bahasa sebagai
sebuah kumpulan kalimat yang dapat dihasilkan dari sekumpulan aturan tertentu.
Sudut pandang strukturalis biasanya digunakan dalam logika formal, semiotik,
dan dalam teori tatabahasa formal dan struktural, kerangka teoritikal yang banyak digunakan dalam penjelasan
linguistik. Dalam filosofi bahasa pandangan ini berhubungan dengan filsuf seperti Bertrand
Russell, Wittgenstein
muda, Alfred Tarski dan Gottlob
Frege.
Alat untuk komunikasi
Definisi lain dari bahasa adalah sebagai sebuah sistem
komunikasi yang membuat manusia dapat bekerja sama. Definisi ini menekankan
fungsi sosial dari bahasa dan fakta bahwa manusia menggunakannya untuk
mengekspresikan dirinya sendiri dan untuk memanipulasi objek dalam
lingkungannya. Pandangan bahasa ini berhubungan dengan kajian bahasa dalam fungsional atau kerangka pragmatis, serta dalam socio-linguistik dan antropologi linguistik. Dalam Filosofi bahasa pandangan ini sering dikaitkan dengan karya terakhir Wittgenstein
dan dengan filsuf bahasa umum seperti G.
E. Moore, Paul
Grice, John Searle dan J. L. Austin.
Apa yang membuat bahasa manusia unik
Bahasa manusia unik bila dibandingkan dengan bentuk lain
komunikasi, seperti yang digunakan oleh binatang, karena ia membolehkan manusia untuk menghasilkan
penyebutan yang tak terbatas dari sekumpulan elemen yang terbatas, dan karena
simbol dan aturan tatabahasa dari setiap bahasa secara kebanyakan sering
berubah-ubah, sehingga sistem hanya dapat diperoleh melalui interaksi sosial.
Sistem komunikasi yang digunakan binatang, di sisi lain, hanya dapat
mengekspresikan sejumlah penyebutan terbatas yang umumnya ditransmisikan secara
genetik. Bahasa manusia juga unik karena kompleksitas strukturnya telah
berkembang untuk melayani seluas mungkin fungsi dibandingkan sistem komunikasi
lainnya.
Kajian bahasa
Kajian tentang bahasa, linguistik, telah berkembang menjadi sains sejak deskripsi pertama
tatabahasa dari bahasa tertentu di India lebih dari 2000 tahun lalu. Linguistik sekarang adalah
sebuah sains yang memperhatikan semua aspek yang berhubungan dengan bahasa,
memeriksanya dari semua sudut pandang yang telah dijelaskan di atas.
Bahasa dapat ditelaah dari banyak sudut dan untuk banyak
tujuan: Sebagai contoh, Linguistik
deskriptif membedah tatabahasa dari suatu
bahasa sehingga orang dapat mempelajari bahasa tersebut; teoritikal
linguistik mengembangkan teori terbaik untuk
mengkonsepkan bahasa sebagai sebuah kajian; sociolinguistik mempelajari bagaimana bahasa digunakan untuk tujuan sosial,
seperti membedakan wilayah atau kelompok sosial satu dengan yang lainnya; neurolinguistik mempelajari bagaimana bahasa diproses dalam otak manusia; komputasi linguistik membangun model komputasi bahasa dan membangun program
untuk memproses bahasa alami; dan historikal
linguistik menyelidiki sejarah bahasa dan
keluarga bahasa dengan menggunakan metoda komparatif.
Ahli Tatabahasa awal
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Philology
Kajian formal bahasa dimulai di India oleh Panini,
ahli tatabahasa abad 5 BC yang memformulasikan 3.959 aturan dari morfologi
Sanskrit.
Panini mengklasifikasikan sistem suara Sanskrit menjadi konsonan dan harakat,
dan kelas-kelas kata, seperti kata benda dan kata kerja, adalah yang pertama
dikenal dalam jenisnya. Di Timur
Tengah Sibawayh (سیبویه) membuat deskripsi rinci dari bahasa Arab pada
tahun 760 AD dalam karya monumentalnya, Al-kitab fi al-nahw (الكتاب في
النحو, The Book on Grammar, Buku tentang Tatabahasa), penulis
pertama yang membedakan antara suara dan fonem
(suara sebagai unit dari sistem linguistik).
Ketertarikan barat dalam pembelajaran bahasa bermulai hampir
sama awalnya dengan Timur, tetapi ahli tatabahasa dari bahasa-bahasa klasik
tidak menggunakan metoda atau menghasilkan kesimpulan yang sama dengan ahli di
wilayah India. Ketertarikan awal pada bahasa di Barat sebagai bagian dari
filosofi, bukan terhadap deskripsi dari tatabahasanya. Yang pertama mendalami
teori semantik adalah Plato
dalam dialog Cratylus, dimana dia berargumen bahwa kata merupakan konsep yang
abadi dan ada dalam dunia pemikiran. Karya ini adalah yang pertama menggunakan
kata etimologi untuk menjelaskan sejarah dari makna kata.
Sekitar 280 BC salah satu didikan Alexander the Great
membangun universitas (lihat Musaeum) di Alexandria,
dimana institut philologis mempelajari tulisan kuno dan mengajarkan Greek kepada pembicara bahasa lain. Institut ini adalah yang
pertama menggunakan kata "tatabahasa" dalam makna moderen, Plato telah menggunakan kata
tersebut dalam makna sesungguhnya dalam "téchnē grammatikḗ" (Τέχνη Γραμματική, "art of writing",
"seni menulis") yang merupakan salah satu judul karya terpenting dari
institut Alexandria yang dibuat oleh Dionysius Thrax.
Pada masa abad pertengahan kajian bahasa digolongkan dibawah
topik filologi, kajian mengenai bahasa dan tulisan kuno, diajarkan oleh Roger Ascham, Wolfgang Ratke dan John Amos Comenius.
Historisisme
Pada abad ke-18, penggunaan pertama dari metoda komparatif oleh William
Jones memicu tumbuhnya komparatif
linguistik. Bloomfield mengatributkan
"karya terbaik pertama dalam ilmu linguistik di dunia" kepada Jacob Grimm, yang menulis Deutsche Grammatik. Ia kemudian
diikuti oleh penulis lainnya menulis kajian komparatif yang mirip terhadap
kelompok bahasa yang berbeda di Eropa. Kajian secara sains pada bahasa kemudian
tersebar dari bahasa Indo-Eropa ke bahasa secara umum oleh Wilhelm von Humboldt, yang mana Bloomfield menyatakan:
"Kajian ini menerima fondasinya ditangan negarawan
Prussia dan pelajar Wilhelm von Humboldt (1767-1835), terutama dalam terbitan
pertama dari karyanya Kavi, Sastra dari bahasa Jawa, berjudul Über die
Verschiedenheit des menschlichen Sprachbaues und ihren Einfluß auf die geistige
Entwickelung des Menschengeschlechts ('Keberagaman Struktur dari Bahasa
Manusia dan Pengaruhnya terhadap Perkembangan Mental dari Ras Manusia')."
Strukturalisme
Awal abad 20-an, de Saussure memperkenalkan ide tentang
bahasa sebagai "kode sematik".
Kontribusi tambahan yang besar yang mirip dengan ide tersebut juga
datang dari Hjelmslev, Emile Benveniste dan Roman Jakobson, yang dikarakterisasikan sebagai sangat sistematik.
Bahasa dan bagian-bagiannya
Bila menjelaskan sistem komunikasi simbolik, bahasa secara
tradisional terdiri dari tiga bagian: isyarat, makna, dan sebuah kode yang menghubungkan isyarat dengan maknanya. Kajian
bagaimana isyarat dan makna digabungkan, digunakan dan diinterpretasikan
disebut dengan semiotik.
Isyarat dapat dihasilkan dari suara, gestur, huruf atau simbol, bergantung
kepada apakah suatu bahasa diucapkan, diisyaratkan atau ditulis, dan semuanya
dapat digabungkan menjadi isyarat kompleks seperti kata dan kalimat. Pada saat
digunakan untuk berkomunikasi sebuah isyarat disandikan dan dikirim oleh
pengirim lewat sebuah kanal kepada penerima yang akan menterjemahkannya (sebuah
sinyal).
Beberapa properti yang membedakan bahasa manusia dengan
sistem komunikasi lainnya adalah: kesembarangan dari isyarat linguistik, yang
berarti tidak adanya koneksi yang terprediksi antara isyarat linguistik dan
maknanya; dualitas dari sistem linguistik, yang berarti struktur linguistik
dibuat dengan menggabungkan elemen-elemen menjadi struktur luas yang dapat
dilihat dalam tingkatan, contohnya: bagaimana suara membentuk kata dan kata
membentuk kalimat; elemen-elemen bahasa yang berlainan, yang berarti elemen
pembentuk isyarat linguistik terbentu dari unit yang berlainan, contohnya suara
dan kata, yang dapat dibedakan satu sama lain dan tersusun ulang dalam pola
yang berbeda; dan produktivitas dari sistem linguistik, yang berarti elemen
linguistik yang terbatas dapat digabungkan menjadi kombinasi yang tak terbatas
secara teori.
Aturan mengenai isyarat mana yang dapat digabungkan
membentuk kata dan kalimat disebut dengan sintaks atau tatabahasa. Suatu makna yang terhubung kesetiap
isyarat-isyarat, kata-kata dan kalimat disebut dengan semantik. Pembagian bahasa dalam suatu sistem isyarat dan makna yang
terhubung tetapi berbeda dapat dilihat kebelakang berdasarkan kajian linguistik
dari de Saussure dan sekarang digunakan hampir disemua bagian linguistik.
Semantik
Bahasa mengekspresikan makna dengan mengaitkan sebuah
isyarat dengan maknanya. Bahasa tersebut haruslah memiliki kosa
kata isyarat yang berkaitan dengan makna
tertentu -- isyarat Inggris dari "anjing" menandakan, misalnya,
anggota dari jenis Canis. Dalam sebuah bahasa, susunan dari isyarat yang
berubah-ubah yang terhubung kepada makna tertentu disebut dengan lexicon, dan sebuah isyarat yang terhubung ke sebuah makna disebut
dengan lexeme. Tidak semua makna dalam sebuah bahasa direpresentasikan
oleh satu kata -- terkadang konsep semantik terkandung dalam morfologi atau
sintaks dari suatu bahasa dalam bentuk kategori tatabahasa. Semua bahasa memiliki struktur semantik dari predikat -- sebuah struktur yang mendasarkan sebuah properti,
keadaan atau aksi yang memiliki nilai benar, misalnya: ia bisa benar atau salah tentang sebuah entitas,
contohnya: "[x [is y]]" atau "[x [does y]]."
Suara dan simbol
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Fonologi
Cara suatu bahasa diucapkan menggunakan suara untuk
membentuk suatu makna dikaji dalam fonologi. Kajian bagaimana manusia menghasilkan dan memaknakan suara
vokal disebut dengan fonetik.
Dalam bahasa ucapan makna dikonstruksi bila suara menjadi bagian dari sistem
dimana beberapa suara dapat berkontribusi untuk mengekspresikan suatu makna dan
suara lainnya tidak. Dalam setiap bahasa yang ada dari sekian banyak suara yang
dapat dibuat oleh vokal manusia hanya sejumlah suara yang berkontribusi dalam
pembentukan makna.
Suara sebagai bagian dari sistem linguistik disebut dengan fonem. Semua bahasa ucapan memiliki sedikitnya dua kategori fenom
berbeda: harakat dan konsonan
yang dapat digabungkan menjadi suku
kata. Selain segmen seperti harakat dan
konsonan, beberapa bahasa juga menggunakan suara dengan cara berbeda untuk
menyampaikan suatu makna. Banyak bahasa, misalnya, menggunakan penekanan, aksen, durasi dan nada untuk membedakan makna. Karena fenomena seperti ini bekerja
diluar dari sebuah segmen mereka disebut dengan suprasegmental.
Aksara merepresentasikan suara dari perkataan manusia menggunakan
simbol visual. Alfabet latin (dan yang berbasis atau diturunkan darinya) adalah
berbasiskan representasi dari suatu suara, sehingga kata-kata terbentuk dari
huruf-huruf yang secara umum menandakan sebuah konsonan atau harakat dalam
struktur dari kata. Dalam naskah suku kata, seperti naskah Inuktitut, setiap isyarat merepresentasikan seluruh suku kata. Dalam
naskah logographic setiap isyarat merepresentasikan seluruh kata. Karena semua
bahasa memiliki jumlah kata yang sangat banyak, tidak ada naskah logographic
yang diketahui eksis. Untuk merepresentasikan suara dari bahasa-bahasa di dunia
dalam penulisan, linguis telah mengembangkan International
Phonetic Alphabet, dirancang untuk merepresentasikan
semua suara yang berbeda yang telah diketahui untuk membantu pemaknaan dalam
bahasa manusia.
Tatabahasa
Artikel utama untuk bagian ini adalah: tatabahasa
Tatabahasa adalah kajian bagaimana elemen-elemen makna (morfem) dalam suatu bahasa dapat digabungkan menjadi pengucapan.
Morfem dapat bebas atau terikat. Jika mereka bebas berpindah
dalam pengucapan, mereka biasanya disebut dengan kata, dan jika mereka terikat dengan kata atau morfem lainnya,
mereka disebut dengan afiks.
Bagaimana suatu elemen makna dapat digabungkan dalam suatu bahasa dikontrol
oleh aturan-aturan. Aturan-aturan untuk mendapatkan struktur internal kata
disebut dengan morfologi.
Aturan-aturan dari struktur internal dari frase dan kalimat disebut dengan
sintaks. Dalam tradisi generativis Chomsky morfologi dilihat sebagai bagian
dari sintaks.
Kategori Tatabahasa
Tatabahasa membantu menghasilkan makna dengan mengkodekan
perbedaan semantik dalam bentuk yang sistematik. Hasil yang terprediksi dari
sistemisasi tersebut membuat pengguna bahasa dapat menghasilkan dan memahami
kata dan makna baru dengan mengaplikasikan pengetahuannya mengenai kategori
gramatikal bahasa.
Bahasa-bahasa berbeda secara luas dalam apakah suatu
kategori dikodekan lewat penggunaan unit kategori atau leksikal. Namun,
beberapa kategori sangat umum sehingga hampir universal. Kategori universal itu
termasuk pengkodean relasi gramatikal dari peserta dan predikat secara
tatabahasa berbeda
antara relasinya terhadap predikat, pengkodean dari
relasi sementara dan spasial pada predikat, dan sistem dari pelaku gramatikal mengatur acuan dan perbedaan antara pembicara dan penerima
dan tentang siapa yang mereka bicarakan.
Kelas-kelas kata
Bahasa mengelompokkan bagian-bagian
dari pembicaraan menjadi kelas-kelas bergantung
kepada fungsi dan posisi relatif terhadap bagian lainnya. Semua bahasa,
misalnya, memiliki perbedaan mendasar antara sekelompok kata yang secara
prototipikal mengacu pada sesuatu dan konsep dan sekelompok kata yang secara
prototipikal mengacu pada aksi dan kejadian. Kelompok pertama, yang mengikutkan
kata seperti "anjing" dan "lagu", biasanya disebut dengan kata
benda. Kelompok kedua, yang mengikutkan
kata seperti "lari" dan "menyanyi", disebut dengan kata
kerja. Kategori umum lainnya adalah Kata
sifat, kata-kata yang menjelaskan
properti atau kualitas dari kata benda seperti "merah" atau
"besar".
Kelas-kelas kata juga memiliki fungsi berbeda dalam
tatabahasa. Kata kerja prototipikal digunakan untuk membentuk predikat, sementara kata benda digunakan sebagai argumen dari predikat. Dalam kalimat seperti "Sally
lari," predikatnya adalah "lari," karena ia merupakan kata yang
menandakan keadaan tertentu tentang argumennya "Sally". Beberapa kata
kerja seperti "sumpah" bisa saja memerlukan dua argumen, contohnya:
"Sally menyumpahi John". Predikat yang hanya menggunakan satu argumen
disebut dengan intransitif, dan predikat yang memakai dua argumen disebut dengan transitif.
Banyak kelas-kelas lain yang ada di bahasa yang berbeda,
seperti konjungsi
yang berguna untuk menggabungkan dua kalimat dan klausa yang memperkenalkan sebuah kata benda.
Morfologi
Banyak bahasa menggunakan proses morfologi infleksi untuk merubah atau mengembangkan makna dari kata-kata.
Dalam beberapa bahasa kata terdiri dari beberapa unit makna yang disebut
morfem, kata bahasa Inggris "unexpected" dapat dianalisa terdiri dari
tiga morfem "un-", "expect" dan "-ed". Morfem
dapat dikelaskan berdasarkan apakah mereka akar dimana morfem yang lain terikat
dengan afiks ditambahkan, dan morfem terikat dapat dikelompokan
berdasarkan posisinya dalam relasi terhadap akarnya: prefiks lebih dulu dari akar, sufiks setelah akar dan infiks dimasukkan diantara akar. Afiks bertujuan untuk merubah
atau mengembangkan makna dari akar. Beberapa bahasa mengganti makna dari kata
dengan merubah struktur fonologi dari kata, contohnya kata Inggris
"run" dengan kata kerja masa lampaunya adalah "ran". Lebih
lanjut morfologi membedakan antara proses infleksi yang merubah atau
mengembangkan kata, dan derivasi
yang membuat kata baru dari kata yang sudah ada -- contohnya kata Inggris "sing"
yang dapat menjadi "singer" dengan menambahkan morfem derivasi -er
untuk mendapatkan kata benda dari kata kerja. Bahasa-bahasa berbeda secara luas
dalam seberapa banyak mereka bergantung kepada morfologi -- beberapa bahasa,
secara tradisional disebut dengan bahasa polisintetik, menggunakan morfologi secara ekstensif, sehingga ia
mengekspresikan seluruh kalimat bahasa Inggris dalam satu kata. Contohnya kata Greenlandic "oqaatiginerluppaa"" "Ia
memburuk-burukan tentang dia" yang terdiri dari akar ogaa dan enam
sufiks.
Sintaks
Artikel utama untuk bagian ini adalah: syntax
Bahasa yang menggunakan infleksi untuk menyampaikan makna
terkadang tidak memiliki aturan kuat untuk urutan kata dalam suatu kalimat.
Contohnya dalam latin
"dominus servos vituperabat" dan "servos vituperabat
dominus" berarti "tuan menyumpahi budak", karena "servos"
"budak" ada dalam kausa akusativ memperlihatkan bahwa ia adalah objek dalam
tatabahasa dari kalimat dan "dominus"
"tuan" ada dalam kausa nominatif memperlihatkan bahwa ia adalah subjek. Bahasa lain, namun,
menggunakan sedikit atau tanpa proses infleksi tapi menggunakan urutan
kata-kata dalam kaitannya satu sama lain untuk menghasilkan makna. Contohnya
dalam bahasa Inggris dua kalimat "budak-budak menyumpahi tuannya" dan
"tuan menyumpahi budak-budak" memiliki arti yang berbeda karena aturan
subjek dalam tatabahasa disandikan dengan kata benda berada di depan kata kerja
dan aturan objek disandikan dengan kata benda muncul setelah kata kerja.
Maka sintaks, memiliki kaitan dengan urutan kata dalam
kalimat, dan secara spesifik bagaimana kalimat kompleks terstruktur dengan
mengelompokkan kata-kata dalam unit-unit, disebut dengan frasa, yang dapat menempati tempat berbeda dalam struktur
sintaktik yang luas. Dibawah ini adalah representasi grafik dari analisis
sintaktik dari kalimat "the cat sat on the mat". Kalimat dianalisa
terbagi oleh frasa kata benda, kata kerja dan frasa preposisi; frasa preposisi
terbagi lagi menjadi preposisi dan frasa kata benda; dan frasa kata benda
terdiri dari klausul dan kata benda.
Bahasa dan kultur
Lihat pula: Culture
The Tower of Babel simbolisasi dari terpecahnya umat manusia
oleh banyaknya lidah yang disediakan lewat intevensi surgawi.
Bahasa, dipahami sebagai kumpulan norma-norma perkataan dari
komunitas tertentu, juga termasuk bagian dari kultur yang lebih besar dari
komunitas yang menggunakannya. Manusia menggunakan bahasa sebagai cara
memberikan sinyal identitas antara grup kultur dan perbedaan dengan yang
lainnya. Bahkan diantara pembicara dalam satu bahasa beberapa cara berbeda
dalam menggunakan bahasa masih ada, dan setiapnya digunakan untuk memberikan
sinyal pertalian antara subgrup dalam satu kultur yang besar. Linguis dan antropologis,
terutama sociolinguistic, ethnolinguists dan linguistic
anthropologists telah mengkhususkan mengkaji
bagaimana cara berbicara bisa berbeda antara komunitas.
Cara komunitas menggunakan bahasa adalah bagian dari kultur
komunitas tersebut, seperti praktek-praktek berbagi lainnya, ia merupakan cara
untuk menunjukkan identitas grup. Cara-cara berbicara tidak hanya untuk
berkomunikasi, tetapi juga untuk mengidentifikasikan posisi sosial dari
pembicara. Linguis menggunakan istilah variasi, sebuah istilah yang meliputi dialek secara geografi atau sosialkultural dan juga jargon atau gaya dari subkultur,
untuk mengacu pada cara yang berbeda dalam pengucapan bahasa. Anthropologi
linguistik dan sosiologi bahasa menjelaskan gaya komunikasi sebagai cara suatu
bahasa digunakan dan dipahami dalam kultur tertentu.
Bahasa tidak hanya berbeda dalam pengucapan, kosa kata atau
tatabahasa, tetapi juga berbeda dalam "kultur berbicara". Beberapa
kultur sebagai contohnya memiliki sistem yang rumit dalam "sosial deixis", sistem pemberian sinyal jarak sosial lewat makna
linguistik. Dalam bahasa Inggris, sosial deixis diperlihatkan biasanya lewat
perbedaan dalam memanggil orang dengan nama pertama dan yang lain dengan nama
keluarga, tetapi juga dengan gelar separti "Nyonya",
"anak", "Doktor" atau "Yang Mulia", tatapi dalam
bahasa lain sistem seperti ini bisa sangat kompleks dan dikodifikasi dalam
tatabahasa dan kosa kata dari bahasa tersebut. Misalnya, dalam beberapa bahasa
di Asia timur, seperti Thai,
Burma dan jawa, kata yang berbeda digunakan bergantung kepada apakah
pembicara berbicara kepada seseorang yang lebih tinggi atau rendah tingkatnya
dari dirinya sendiri dalam sebuah sistem tingkatan dimana binatang dan
anak-anak berada di tingkat rendah dan dewa-dewi dan anggota kerajaan sebagai
yang tertinggi.
Asal mula
Tengkorak dari Homo
Neanderthalensis ditemukan di La Chapelle Aux
Saints, Prancis. Masih belum diketahui apakah manusia Neanderthal memiliki
bahasa.
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Asal
mula bahasa
Teori tentang asal mula bahasa dapat dibagi berdasarkan
asumsi dasarnya. Beberapa teori berdasarkan ide bahwa bahasa sangat kompleks
sehingga tidak dapat dibayangkan ia timbul dari ketiadaan sehingga menjadi
seperti sekarang, tapi ia pastilah berkembang dari sistem pra-linguistik
bersama dengan nenek moyang pra-manusia. Teori ini dapat disebut dengan teori
berdasarkan keberlanjutan. Sudut pandang berlawanan yaitu bahwa bahasa adalah
ciri unik manusia yang tidak dapat dibandingkan dengan apapun yang ada di
selain-manusia dan oleh sebab itu ia pastilah muncul mendadak pada saat
transisi dari pra-hominid ke awal manusia. Teori ini dapat didefinisikan
sebagai berbasis ketidakberlanjutan. Demikian juga beberapa teori melihat
bahasa sebagai kemampuan lahir yang secara garis besar dikodekan dalam genetik,
sementara yang lain melihatnya sebagai sistem yang besar secara kultur, yang
dipelajari lewat interaksi sosial. Satu-satunya lawan yang menonjol dari teori
ketidakberlanjutan dari bahasa manusia adalah Noam
Chomsky yang tidak memberikan skenario
tentang bagaimana bahasa manusia muncul. Teori berbasis keberlanjutan sekarang
dipegang oleh kebanyakan ilmuwan, tetapi mereka beragam dalam melihat
perkembangannya. Bagi mereka yang melihat bahasa umumnya bawaan lahir, contohnya
Steven Pinker, menganggapnya mendahului kesadaran binatang, sebaliknya mereka yang melihat bahasa sebagai alat
komunikasi sosial yang dipelajari, seperti Michael Tomasello melihatnya berkembang dari komunikasi binatang, baik itu gestur primata atau komunikasi vokal. Model
berbasis keberlanjutan lainnya melihat bahasa berkembang dari musik.
Karena timbulnya bahasa berada sebelum prasejarah manusia,
perkembangan yang berkaitan tidak meninggalkan jejak sejarah dan tidak ada
proses perbandingan yang dapat diobservasi pada saat sekarang. Teori yang
menekankan keberlanjutan sering melihat pada binatang untuk melihat jika,
misalnya, primata memperlihatkan ciri-ciri yang dapat dilihat sebagai analogi
terhadap bentuk bahasa dari pra-manusia. Secara alternatif fosil awal manusia
dapat diinspeksi untuk melihat jejak-jejak adaptasi fisik dari penggunaan
bahasa atau bentuk jejak-jejak pra-linguistik dari perilaku simbolik.
Secara umum tak terbantahkan bahwa pra-manusia australopithecine tidak memiliki sistem komunikasi yang secara signifikan
berbeda dengan yang ditemukan pada kera
besar secara umum, tetapi para ahli
memiliki opini yang berbeda-beda terhadap perkembangan sejak munculnya Homo sekitar 2,5 juta tahun yang lalu. Beberapa ahli mengasumsikan
perkembangan sistem mirip-bahasa primitif (proto-bahasa) sama awalnya dengan Homo
habilis, sementara ahli lainnya menempatkan
perkembangan komunikasi simbol primitif hanya dengan Homo
erectus (1,8 juta tahun yang lalu) atau Homo heidelbergensis (0,6 juta tahun yang lalu) dan perkembangan bahasa pada Homo
sapiens kurang dari 100.000 tahun lalu.
Analisis linguistik, yang digunakan oleh Johanna Nichols, seorang linguis dari University of
California, Berkeley, untuk memperkirakan waktu yang
diperlukan untuk sampai pada persebaran dan keberagaman seperti bahasa moderen
sekarang, mengindikasikan bahwa bahasa vokal timbul sekitar 100.000 tahun lalu.
Bahasa alami
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Bahasa
alami
Bahasa manusia biasanya disebut dengan bahasa alami, dan
ilmu yang mengkajinya jatuh pada bidang linguistik. Progres umum dari bahasa alami adalah mereka dianggap
pertamanya diucapkan dan kemudian ditulis, dan pemahaman dan penjelasan dari
tatabahasa mereka adalah diusahakan kemudian.
Bahasa itu hidup, mati, terbelah, berpindah dari suatu
tempat ke tempat lain, dan berubah seiring dengan waktu. Setiap bahasa yang
berhenti berubah atau berkembang dikategorikan sebagai bahasa
mati. Kebalikannya, setiap bahasa yang
selalu dalam keadaan berubahan diketahui sebagai bahasa hidup atau bahasa moderen. Karena alasan tersebut tantangan terbesar dari pembicara
bahasa asing adalah untuk tetap berendam dalam bahasa tersebut dengan tujuan
untuk dapat mengikuti perubahan dari bahasa tersebut.
Membuat sebuah perbedaan yang berprinsip antara satu bahasa
dan lainnya terkadang hampir tidak mungkin. Misalnya, ada beberapa dialek bahasa Jerman yang mirip dengan dialek bahasa Belanda.
Transisi antara bahasa dalam bahasa keluarga yang sama terkadang bertingkat-tingkat (lihat rangkaian dialek).
Beberapa condong membuat persamaan dengan biologi, dimana tidak mungkin membuat perbedaan yang jelas antara
satu spesies dengan spesies yang lain. Dalam setiap kasus, kesulitan tertinggi
mungkin berada pada interaksi antara bahasa dan populasi. (Lihat Dialek atau August
Schleicher untuk diskusi lebih panjang.)
Konsep dari Ausbausprache,
Abstandsprache and Dachsprache
digunakan untuk membuat pembedaan lebih halus tentang tingkat perbedaan antara
bahasa atau dialek.
Bahasa
isyarat adalah sebuah bahasa yang, bukannya
disampaikan menggunakan pola suara secara akustik, menggunakan pola isyarat
yang dikirim secara visual (komunikasi manual, bahasa tubuh) untuk menyampaikan
makna -- secara simultan menggabungkan pola tangan, orientasi dan pergerakan
tangan, lengan atau tubuh, dan ekpresi wajah untuk mengekspresikan pikiran
pembicara secara lancar. Ratusan bahasa isyarat digunakan diseluruh dunia dan
sebagai inti dari kultur Tuli lokal.
Bahasa Artifisial
Bahasa
artifisial adalah sebuah bahasa yang mana fonologi, tatabahasa,
dan/atau kosa kata
nya telah dirancang atau dimodifikasi secara sadar oleh individu atau kelompok,
bukan berkembang secara alami. Banyak alasan untuk membuat sebuah bahasa: untuk
mempermudah komunikasi manusia (lihat international
auxiliary language dan kode); untuk mengangkat fiksi atau dunia khayalan menjadi hidup; untuk eksperimentasi linguistik; untuk kreasi artistik; dan untuk permainan
bahasa.
Ekspresi dari "bahasa terencana" terkadang
digunakan untuk mengartikan bahasa bantu internasional dan bahasa bentukan
lainnya untuk penggunaan nyata dalam komunikasi manusia. Beberapa lebih
menyukai istilah "artifisial" yang mungkin memiliki konotasi buruk
dalam beberapa bahasa. Di luar komunitas Esperanto, istilah bahasa terencana berarti resepnya berada pada bahasa alami untuk
menstandarkannya; dalam hal ini, bahkan "bahasa alami" mungkin
artifisial dalam hal-hal tertentu. tatabahasa
preskriptif, yang ada pada masa kuno untuk
bahasa klasik seperti Latin, Sanskrit, dan Cina adalah kodifikasi berbasis
aturan dari bahasa alami, kodifikasinya berada diantara seleksi alami yang naif
dan perkembangan bahasa dan konstruksinya yang jelas.
Matematik, Logik dan ilmu
komputer menggunakan entitas artifisial yang
disebut bahasa formal (termasuk bahasa pemrograman
dan bahasa markup,
dan beberapa yang lebih ke teori secara alami). Semua itu menggunakan bentuk rangkaian karakter, diproduksi oleh kombinasi dari tatabahasa formal dan kompleksitas semantik yang berubah-ubah.
Bahasa pemrograman
adalah bahasa formal diberkahi dengan semantik yang dapat digunakan untuk mengkontrol perilaku dari mesin,
terutama komputer, untuk melakukan pekerjaan tertentu. Bahasa pemrograman
dibentuk menggunakan aturan sintaks dan semantik, untuk menentukan struktur dan
makna secara berurutan.
Bahasa pemrograman digunakan untuk memfasilitasi komunikasi
mengenai pekerjaan tentang pengorganisasian dan manipulasi informasi, dan untuk
mengekspresikan algoritma secara tepat. Beberapa penulis membatasi istilah
"bahasa pemrograman" untuk bahasa yang dapat mengekspresikan semua
algoritma yang ada; terkadang istilah "bahasa komputer" juga
digunakan terhadap bahasa artifisial yang lebih terbatas.
Komunikasi binatang
Artikel utama untuk bagian ini adalah: bahasa binatang
Tarian kibasan
berbentuk-angka-delapan dari
Lebah madu (Apis mellifera) mengindikasi sumber makanan diarah kanan matahari dari
luar kandang. Perut dari penari tampak mengabur karena pergerakan cepat dari
sisi ke sisi.
Istilah "bahasa binatang" sering digunakan untuk sistem komunikasi
selain-manusia. Linguistik dan semiotisian tidak mempertimbangkan mereka
sebagai "bahasa" sejati, tetapi menggambarkan mereka sebagai komunikasi binatang berdasarkan sistem isyarat tidak-simbolis, karena interaksi
antara binatang dalam berkomunikasi secara fundamental berbeda secara mendasar
dari bahasa manusia. Menurut pendekatan ini, sejak binatang tidak lahir dengan
kemampuan memahami istilah "kultur", saat diaplikasikan ke komunitas
binatang, dipahami mengacu pada sesuatu yang secara kualitas berbeda dengan
yang ada di komunitas manusia. Bahasa, komunikasi dan kultur adalah hal-hal
kompleks yang diantara manusia. Anjing mungkin saja secara sukses mengkomunikasikan
keadaan emosi agresifnya dengan menggeram, yang mungkin atau tidak mungkin
menyebabkan anjing lainnya menjauh atau mundur. Hal yang sama, pada saat
manusia berteriak dalam ketakutan, ia mungkin atau tidak mungkin memberitahu
manusia lain akan adanya bahaya. Keduanya mencontohkan komunikasi, tapi
keduanya bukan yang secara umum dikenal dengan bahasa.
Dalam beberapa contoh publikasi, binatang selain manusia
telah diajarkan untuk memahami beberapa fitur dari bahasa manusia. Karl
von Frisch menerima hadiah Nobel ditahun 1973
untuk pembuktian komunikasi isyarat dan variannya pada lebah. Simpanse, gorila,
dan orangutan telah diajarkan isyarat tangan berbasis American Sign
Language. Burung
beo Abu-abu Afrika, Alex, yang memiliki kemampuan meniru perkataan manusia dengan
tingkat akurasi yang tinggi, dianggap memiliki inteligensi yang cukup untuk
memahami apa yang ia tiru. Walaupun binatang dapat diajarkan untuk memahami
bagian dari bahasa manusia, mereka tidak dapat menghasilkan sebuah bahasa.
Bila pendukung dari sistem komunikasi binatang telah
mendebatkan tingkat dari semantik,
sistem ini belum ditemukan yang mendekati sintaks pada bahasa manusia.
Referensi
·
Bloomfield,
Leonard (1914). An introduction to the
study of language. New York: Henry Holt and Company.
·
Baepler, Paul (2003). "White
slaves, African masters". The ANNALS of the American Academy of
Political and Social Science 588 (1): 90–111. doi:10.1177/0002716203588001007.
·
Chakrabarti,
Byomkes (1994). A comparative study of
Santali and Bengali. Calcutta: K.P. Bagchi & Co. ISBN 81-7074-128-9.
·
Crystal,
David (1997). The Cambridge Encyclopedia
of Language. Cambridge: Cambridge University Press.
·
Crystal,
David (2001). The Cambridge
Encyclopedia of the English Language. Cambridge: Cambridge University
Press.
·
Gode,
Alexander (1951). Interlingua-English Dictionary. New York: Frederick Ungar Publishing Company.
·
Holquist, Michael (1981). "Introduction".
di dalam Bachtin, Michail M. The Dialogic Imagination: Four Essays. Austin and
London: University of Texas Press.
·
Kandel, ER;
Schwartz, JH; Jessell, TM (2000). Principles of Neural Science (edisi ke-fourth). New York: McGraw-Hill. ISBN 0-8385-7701-6.
·
Katzner, K (1999). The Languages
of the World. New York: Routledge.
·
McArthur, T (1996). The Concise
Companion to the English Language. Oxford: Oxford University Press.
·
Nöth, Winfried (1995). Handbook
of semiotics. Bloomington: Indiana University press.
·
Saussure, Ferdinand de; Harris, Roy, Translator (1983) [1913]. Bally, Charles;
Sechehaye, Albert. eds. Course in General Linguistics. La Salle, Illinois: Open Court. ISBN 0-8126-9023-0.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar