Minggu, 17 April 2011

PERUBAHAN ORGANISASI

PERUBAHAN ORGANISASI


Organisasi merupakan wadah dari sekumpulan individu yang mempunyai kesamaan visi dan misi untuk mencapai apa yang menjadi tujuannya.
Dalam suatu organisasi sangatlah diperlukan keloyalitasan dan kerjasama dari setiap individu yang menjadi anggotanya. Ibarat organ dalam tubuh manusia, anggota organisasi mempunyai tugas dan peran dimana tugas dari setiap anggota tersebut saling mempengaruhi satu sama lain. Oleh karenanya kinerja dari setiap anggota haruslah seoptimal mungkin agar tidak terjadi ketimpangan dan apa yang menjadi tujuannya tercapai.
Banyak factor yang menyebabkan perubahan dalam suatu organisasi, bisa berasal dari dalam maupun dari luar. Salah satunya adalah konflik peran anggota dalam organisasi yang mana hal ini berpengaruh terhadap pencapaian tujuan organisasi.
Dalam tubuh manusia apabila suatu waktu terjadi ketimpangan dimana salah satu atau beberapa organ atau bagian tersebut tidak berfungsi sebagaimana mestinya, sesegera mungkin harus diatasi agar fungsi organ lain tidak terganggu dan tubuh limbung tak berdaya. Demikian pula dalam organisasi, apabila ada anggota yang tidak sanggup lagi untuk menjalankan tugas sebagaimana mestinya, atau pandangan ideologinya sudah tidak sejalan, haruslah segera diatasi. Dan salah satu upayanya adalah dengan mengganti dengan individu lain yang lebih sanggup, atau bisa disebut dengan perubahan organisasi.
Adapun untuk contoh-contoh perubahan organisasi sangat banyak sekali di Negara kita, terutama di kalangan partai politik saat ini.
Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa perubahan dalam suatu organisasi bukanlah semata-mata merupakan kehancuran atau pertanda kekurang kompakan suatu organisasi. Perubahan organisasi justru bisa dikatakan suatu pembuktian bahwa suatu organisasi tersebut mempunyai tanggung jawab untuk mencapai tujuannya guna kepentingan banyak pihak. Hanya saja dalam perubahannya, alangkah baiknya bila benar-benar di pilih mana yang akan menjadikan organisasi tersebut dapat berfungsi dengan lebih baik bagi anggota dan khalayak.

Rabu, 06 April 2011

Cinta

Cinta

Perih yang mengiris
luka yang menyayat
hanya sepenggal kisah cinta..
akhir cinta yang kecewa..
bila tlah melekat di sukma
sgala bahagia yang hadir hanyalah perhiasan…
dan bunga yang masih mekar
menundukkan kepala menahan beban
tersenyum di atas seluruh senyum sang taman…
cinta… cinta.. cinta…
mencintai sang Pencipta Cinta adalah yang paling abadi

perpisahan..

perpisahan..

Memang ini saat nya ..untuk berpisah
Setelah sekian lama berjalan
Tak ada lagi yang bisa di satukan
Karena telah berbeda arah tujuan
Semakin lama di pertahankan
Semakin menyiksa diri..
Memang ini terasa berat
Tuk meninggalkan dirimu
Karena qta masih saling mencinta
Memang ni yang terbaik
Tuk berdua qta tempuh
Meski qta saling mencinta
Jalani hidup walau pun tanpa DIRIMU..

Cara Membuat Bayi Tertawa

Beberapa bayi memang pada dasarnya sudah sangat ramah dan senang senyum. Tetapi, sebagian lagi butuh sedikit "godaan" untuk membuatnya tertawa. Berikut adalah hal-hal yang bisa bikin bayi tertawa kepada Anda.

1. Petak umpet.


Ini adalah tindakan paling disukai bayi. Gunakan selimut favoritnya untuk menyembunyikan wajah Anda, lalu kagetkan ia dengan muncul mendadak, atau cukup gunakan tangan Anda. Kejutan ringan akan membuatnya tertawa.


2. Tiup perut.
Bayi-bayi amat suka sentuhan. Meniupkan angin dengan mulut Anda menempel akan menimbulkan bunyi-bunyian dan rasa geli pada kulitnya.



Lakukan hal tersebut pada perut, tangan, atau telapak kakinya. Tak lama, ia akan mencoba mengikuti Anda melakukan bunyi-bunyian dengan mulutnya sendiri.


3. Berpura-pura makan jari tangan dan kakinya.


Bayi sangat suka ketika orangtuanya berpura-pura mengisap jari-jarinya, bahkan anak-anak usia 2 tahun juga suka diperlakukan begini.


4. Buat gelembung-gelembung.
Bayi sangat tertarik akan bentuk menarik gelembung yang melayang-layang. Jika Anda melihat kelas berisi bayi-bayi kecil yang ditiupkan balon, Anda akan melihat si bayi-bayi akan berusaha menggapai gelembung tersebut dan memegangnya.


Pastikan bahan gelembung tiup itu cukup aman untuk bayi Anda. Biasanya tiup gelembung ini bisa dimainkan bersama anak yang sudah cukup besar.


5. Bersama keluarga.


Bayi akan merasa lebih senang ketika ia bisa melihat anggota keluarga lain. Entah itu kakaknya, ayahnya, kakeknya, atau neneknya, tetapi pastikan jangan terlalu ramai. Suara yang terlalu ramai bisa membuatnya merasa tidak nyaman atau terlalu berisik.


6. Gerakan main-main.
Bayi sangat suka perhatian, dan memainkan muka Anda di depannya entah seberapa memalukan, ia akan tertawa. Bahkan bersin di depannya pun bisa membuatnya tertawa geli.


Tak heran banyak orangtua memainkan wajah konyol dan aneh di depan anaknya.


7. Karakter favorit.


Anak-anak suka mainan berbulu halus, berwarna terang, dan bisa mengeluarkan suara-suara lucu. Tak heran boneka Elmo yang bisa mengeluarkan bunyi-bunyian laku terjual di pasaran. Boneka dari karakter kesukaan akan membuat si kecil tertawa.


8. Lagu dan musik.
Bayi sangat suka musik dan lagu. "Repetisi adalah kunci untuk membuat si kecil mengenal dan suka musiknya," terang dr Natalie Geary, dokter anak dari New York.
Bayi suka melihat, melakukan, dan mendengar dalam waktu bersamaan supaya mereka bisa melepaskan rasa kesal dan bisa mengalami serunya mengalami dan mencoba sesuatu.


Jika Anda tertawa dan terlihat senang dari lagu atau permainan, kemudian mengulangi terus, lama kelamaan ia akan suka juga.


9. Peliharaan.
Selain boneka, binatang peliharaan ternyata juga bisa membuat anak tertawa. Namun, untuk bayi yang masih terlalu kecil, tidak disarankan untuk membawanya dekat dengan binatang peliharaan.


Karena bayi masih belum memiliki daya tahan tubuh yang bisa melawan banyak kuman atau virus. Cukup membuatnya melihat binatang dari jauh saja.


10. Menirukan suara binatang.


Bayi-bayi senang mendengar suara-suara lucu. Coba ikuti suara-suara bermacam binatang, seperti suara kuda, babi, burung, atau monyet. Jangankan si kecil, pasangan Anda juga mungkin akan ikut-ikutan tertawa.


11. Jika semua gagal, saatnya mengelitiki.
Mengelitiki bayi dengan lembut sudah pasti bisa membuatnya tertawa. Ini juga penting untuk membangun ikatan sentuh dan kedekatan.




Sentuhan adalah hal yang penting untuk membuat si bayi tahu bahwa orang yang menjaganya benar-benar fokus padanya, ia pun akan merasa aman dan nyaman.
SELAMAT MENCOBA SEMOGA


SUMBER : apakabardunia.com

Dampak Psikologis Korban Bencana Alam

Nasib korban bencana alam memang sangat memperihatinkan selain kehilangan harta benda, tidak jarang pula mereka harus merelakan sanak saudara dan orang-orang yang mereka cintai menjadi korban dan meninggalkan mereka untuk selama-lamanya, tidak pernah terbayang dalam pikiran saya bagaimana rasanya menjadi korban bencana, kehilangan harta benda, bahkan sampai ditinggal orang-orang terkasih, tidak sampai disitu para korban pun harus mengungsi dari lokasi sekitar bencana karena tak jarang tempat tinggal mereka hancur akibat dahsyatnya bencana alam. Pengungsian yang pada didasarnya bukan tempat mereka tinggal menjadi tempat para korban berkumpul dengan para korban yang lain.

Dampak yang paling sangat mungkin terjadi adalah gangguan kejiwaan mereka, ini sangat mungkin terjadi karena para korban yang mengungsi terus memikirkan apa yang harus mereka lakukan agar kehidupan mereka kembali menjadi normal kembali seperti semula, akan tetapi mereka hanya dapat memikirkan hal tersebut, kejadian seperti inilah yang terjadi pada korban bencana yang belakangan baru terjadi, korban banjir bandang di wasior, gampa bumi dan tsunami di mentawai serta korban letusan gunung merapi di jogyakarta. Seperti korban meletusnya gunung merapi di jogya, mereka yang tinggal di pengungsian tidak dapat melakukan aktifitas seperti biasanya, karena mereka diharuskan berada di pengungsian yang radiusnya lebih dari 20 Km dari gunung merapi sampai waktu yang belum ditentukan, ini membuat para pengungsi hanya bisa melakukan aktifitas kecil dipengungsian yang membuat mereka jenuh karena tidak banyak yang banyak mereka lakukan. selain kehilangan harta benda dan sanak saudara, mereka juga harus menanggung beban kehilangan mata pencaharian, karena sebagian para orban merapi adalah petani yang lahannya juga terkena dampapk abu vulkanik dan menambah beban yang mereka rasakan.

Disaat seperti ini peranan pemerintah sangatlah dibutuhkan, selain mengirim para relawan untuk membantu mengevakuasi korban dan untuk membantu mendistribusikan segala macam bantuan, ada baiknya juga mengirimkan relawan yang dapat “menghibur” para pengungsi dan relawan yang bisa membakitkan semangat mereka agar tidak terus-menerus memikirkan beban yang mereka tanggung, sehingga dapat meminimalisir depresi para korban dipengungsian paling tidak sampai mereka benar-benar bisa beraktifitas seperti biasanya, terutama untuk korban yang masih dibawah umur. Mereka harus lebih diperhatikan agar mereka bisa kembali ke sekolah mereka dan tidak lagi larut dalam kesedihan akibat menjadi korban bencana, karena mereka adalah masa depan bangsa yang sangat besar ini.

Semoga para sanak saudaraku yang menjadi korban di wasior, mentawai dan merapi bisa lebih sabar menghadapi cobaan ini dan bisa melakukan aktifitas seperti sedia kala. Amin…

BELENGGU PENUTUP SUARA HATI

Suara hati merupakan suatu hal atau perasaaan yang ada di dalam hati semua manusia yang bersifat sensitife, pribadi dan sulit diketahui oleh orang lain, pada dasarnya suara hati manusia memang sudah tercipta semenjak manusia lahir, karena suara hati merupakkan suatu hal yang hakiki dan bersifat universal atau sama antara satu dengan yang lain. Suara hati juga merupakkan suatu hal yang bersifat positif karena suara hati tidak dapat dibohongi, tapi terkadang suara hati kita sangat mudah hilang dan menyebabkan kita terjerumus kedalam kerusakan, kekerasan, kecurangan, kebohongan dan lain-lainya, hal ini disebabkan karena beberapa hal negative atau belenggu yang menutup suara hati kita. Disini saya akan mencoba memberi tahu beberapa faktor belenggu tersebut yang saya dapat dari beberapa buku yang saya baca, diantaranya :
1. Prasangka Buruk (Negative Thinking).
Prasangka buruk merupakan belenggu yang sangat berbahaya bagi diri kita, karena belenggu ini selalu membuat kita bepikir tidak baik (negative thinking) akan sifat dan prilaku seseorang terhadap kita maupun orang lain, hal ini menyebabkan suara hati kita yang selalu ingin berpikir posifit menjadi tertutup oleh belenggu ini, maka dari itu kita harus selalu berpikir positif (positive thinking) kepada orang lain supaya terbebas dari prasangka buruk.
2. Prinsip-Prinsip Hidup.
Di era global ini banyak prinsip-prinsip hidup yang menghebohkan dunia, prinsip hidup yang dipikirkan dan diyakini itu telah menciptakan berbagai tipe pemikiran tersendiri. Hasilnya ingin dianggap hebat, mengerikan atau menakutkan. Prinsip hidup yang terkenal adalah hara-kiri di Jepang, dimana bila seorang merasa bersalah atau putus asa, ia akan menusukkan pedang katana (samurai) kearah perut dan merobek lambungnya hingga mati secara perlahan, prinsip-prinsip atau ideology seperti itu yang dapat membuat kita tidak bekembang dan cenderung mundur, maka dari itu berprinsiplah pada suatu yang hakiki dan pasti.
3. Kepentingan.
Prinsip akan menghasilkan kepentingan, dan kepentingan akan menentukan prioritas tindakan. Prinsip hara-kiri akan menghasilkan orang-orang yang sangat mudah putus asa dan takut untuk mencoba sesuatu hal yang sama tanpa takut gagal lagi, kita sebagai manusia harus mendengarkan suara hati kita, berpirirlah secara melingkar atau seobjektif mungkin, sebelum menentukan prioritas dan kepentingan,
4. Pengalaman.
Pepatah asing mengatakan the experience is the best teacher atau pengalaman adalah guru terbaik, pada dasarnya hal itu tidak salah akan tetapi kebanyakkan manusia menggunakan pengalaman bukan untuk sebagai suatu pelajaran melainkan masa lalu yang tidak mengenakandan tidak ingin terulang, ini membuat kita akan semakin terpuruk akan pengalaman-pengalaman itu, harusnya kita tak takut untuk terus mencoba dan tidak perlu takut untuk gagal, serta jadikan pengalaman sebagai suatu hal untuk kita agar dapat melakukan suatu hal dengan lebih baik lagi.
5. Sudut pandang.
Sudut pandang antar manusia tentulah berbeda-beda, karena kita mempunyai suatu pemahaman yang berbeda beda, ada kalanya manusia mempertahakan sudut pandangnya pada suatu hal padahal belum tentu sudut pandangnya itu benar, disini kita sebagai makhluk sosial harus bisa menerima perbedaan sudut pandang antara kita dengan orang lain agar kita dapat bersatu dan suara hati kita tidak tertutup oleh sudut pandang yang belum tentu kebenarannya.
6. Literatur.
Literatur adalah suatu hal yang dapat menutup kemampuan dan jati diri kita, karena dengan hidup dengan leteratur seseorang hanya akan melakukan atau mengerjakan suatu hal hanya bila mendapat imbalan atau suatu penghargaan dari orang lain, jika setelelah melakukan sesutau tetapi tidak ada imblan atau penghargaan yang diberikan kepadanya, maka ia akan merasa kecewa dan putus asa, yang lebih parahnya lagi bila literatur-literatur itu menciptakan suatu paham yang bernama “fans berat”, hal ini tentu sangat berbahaya karena akan menciptakkan pribadi-pribadi peniru tanpa mengetahui siapa diri dia sebenarnya, maka dari itu “janganlah terbelenggu oleh literatur-literatur, berpikirlah dengan merdeka”.
7. Pembanding.
Pembanding merupakkan sifat dimana seseorang merasa sesuatu yang dipikirkan atau dimiliki lebih baik dibandingkan apa yang orang lain pikirkan atau orang lain miliki, seperti contoh pada hal kepemilikikan,hari ini seseorang mempunyai handphone terbaru dengan fitur-fitur update dengan harga selangit, namun tidak lama kemudian, aka nada lagi orang uang memiliki handphone yang jauh lebih canggih dari yang dimilikinya. Pepatah mengatakkan “diatas langit masih ada langit”, maka dari itu kita harus memeriksa diri kita terlebih dahulu, sebelum menilai segala sesuatu dan jangan berpikir sesuatu dari apa yang kita pikirkan, tetapi lihatlah sesuatu dengan apa adanya.

sumber:  http://saharione.blogspot.com/2010/11/belenggu-penutup-suara-hati.html

KETIKA DOSEN HARUS BERPERAN

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Izinkan saya mengcopy artikel ini, yang menurut saya suatu pembahasan yang 'eye catching' untuk dibaca di kalangan kampus yang membahas antara hubungan dosen dan mahasiswa. Menurut saya artikel ini menambah dan membuka pikiran saya akan kehidupan kampus yang sebenarnya. Saya sangat berterimakasih kepada penulis artikel ini 'isnaeni dwi kurniawati'. Semoga Allah selalu mencurahkan kenikmatan dan keberkahan ilmu yang engkau miliki. Terimakasih juga untuk 'dudung.net' yang telah banyak mengisi posting-postingan artikel yang bermanfaat. Semoga Allah menambah karunia ilmu dan cintaNYA.
Baiklah, saya sajikan artikel ini yang berjudul: KETIKA DOSEN HARUS BERPERAN

==============================================================

KETIKA DOSEN HARUS BERPERAN
Oleh : isnaeni dwi kurniawati

Mahasiswa adalah icon-icon perubahan zaman yang sangat berperan dalam menentukan perubahan itu sendiri. Dengan segala kelebihan yang mereka miliki, baik secara langsung maupun tidak langsung akan memberikan kontribusi yang nyata di negeri ini. Mereka adalah aset masa depan yang sangat berharga. Bahkan bisa dikatakan sebagai investasi jangka panjang yang tak ternilai harganya.Tidak semua mahasiswa bisa dikatakan demikian. Hanya mereka yang secara terpilihlah yang bisa meyandang predikat itu. Saya katakan demikian karena memang kenyataannya seperti itu. Ada beribu mahasiswa di negeri ini. Dari ujung barat kepulauan Indonesia hingga ujung timur. Dari Perguruan Tinggi yang ada di Aceh hingga yang ada di Papua sana. Apakah semuanya bisa diandalkan untuk merubah kondisi negeri yang semrawut ini menjadi negeri yang aman, damai, nan sentosa? Yang jelas jangan hanya tersenyum simpul menyaksikan fenomena ini. Ada banyak hal yang bisa kita kaji dari sini.

Salah satunya, kondisi kampus. Ini berperan banyak dalam pembentukan pola pikir mahasiswa. Kondisi pengajar, staf dan karyawan, fasilitas kampus yang ada, dan tata aturan yang berlaku di kampus tersebut akan mendorong bagaimana mahasiswa akan bertidak mensikapi fenomena masyarakat yang terjadi saat itu. Contoh saja, mahasiswa yang menapaki bangku kuliah pada kampus yang sudah maju, memiliki akreditasi yang tinggi, para pengajar yang profesional dan aktif memberikan motivasi pada didikannya, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang memadai dan saling berkompetensi, juga fasilitas lain yang benar-benar mendukung keberlangsungan segala aktifitas di kampus tentunya akan mempermudah mahasiswa dalam berpikir kritis karena disamping sudah berakar dari keinginan diri juga mendapat semacam amunisi dari lingkungan pendidikannya. Berbeda sekali dengan mahasiswa yang menapaki bangku kuliah pada kampus yang memiliki akreditasi rendah, staf pengajar yang biasa-biasa saja, UKM yang hanya memiliki struktur kepengurusan namun nihil akan kegiatan nyata, juga fasilitas yang tidak memadai, maka mahasiswa tersebut akan sangat kurang peduli dengan situasi dan kondisi yang terjadi. Bisa jadi ia tidak sadar bahwa negerinya kini tengah dilanda berbagai bencana, kondisi ekonomi yang mengecam rakyat, juga fenomena-fenomena lain yang sejatinya menjadi tugas dan kewajibannya untuk merubah kondisi tersebut. Memang, semuanya akan tergantung pada diri masing-masing. Tetapi sungguh ini akan memberikan pengaruh yang besar bagi mahasiswa.

Saya pikir, motivasi dari para dosen lah yang sangat berperan di lingkungan kampus. Mereka yang secara langsung maupun tidak langsung bisa memberikan sumbangsih mereka dalam mengembangkan idealisme yang tertanam. Kalaupun idealisme itu belum tertanam, maka bisa menjadi suatu kemungkinan yang besar bahwa merekalah yang akan menanamkannya. Saya sebenarnya sangat mendambakan para dosen yang selalu mau memberikan motivasi pada mahasiswa untuk terus maju, meningkatkan kualitas diri, dan serta merta memberikan kontribusi nyata di negeri ini. Minimal mereka bisa meluangkan beberapa menit mereka sebelum atau sesudah mengajar untuk memberikan motivasi itu. Akan lebih baik jika saat mereka melakukan transfer ilmu kepada para mahasiswa, semua pengaplikasiannya merujuk pada sebuah relita bahwa saat ini bangsa kita Indonesia membutuhkan para pemimpin yang benar-benar bisa memimpin bangsa ini, bukan membutuhkan para pemimpi. Para pemimpi disini maksud saya adalah seorang yang larut pada keinginan- keinginan semata tanpa sebuah kerja nyata, juga sebuah mimpi yang nantinya hanya memberikan kepuasan diri semata, meninggikan egoisme pribadi tanpa memikirkan bagaimana nasib seluruh masyarakat di negeri ini.

Saya rasa ini tidak sulit bagi dosen. Setidaknya, disamping kewajiban mereka sebagai staf pengajar telah selesai akan ada poin tersendiri layaknya sebuah bonus sebagai ladang amal untuk membantu membangun bangsa ini. Ketika input-input motivasi yang rutin diberikan itu, bisa dikatakan sebagai fase awal yang kontinyu. Tapi mungkin agaknya saya harus kecewa. Jangankan memberikan motivasi, kadang saya menemui dosen yang seolah tidak sepenuhnya memberikan mata kuliah. Pembahasannya terlalu mepet dan sebatas berlalu-lala berputar kesana-kemari. Mungkin beberapa dosen bertujuan mengajarkan mahasiswa agar mereka berkembang mencari segala yang kurang dijelaskannya. Tapi bukan itu maksud saya. Saya justru sangat mendukung jika mereka berlaku demikian. Yang saya sayangkan kadang tidak ada komunukasi yang inten mengenai cara yang mereka lakukan padahal dalam komunikasi tersebutlah ada celah-celah yang bisa dimasuki untuk menumbuhkan semangat mahasiswa dalam mengarungi perjalanan perkuliahannya yang akan memberi dampak yang besar. Kemudian mungkin yang menjadi kendala yang lain, para dosen sering korupsi waktu. Sering mereka keenakan melihat mayoritas mahasiswa yang kegirangan saat perkuliahan dituntaskan lebih awal. Dan, itu berarti mereka tidak memperhatikan minoritas mahasiswa yang ada?

Mungkin itulah yang masih perlu kita bangun bersama. Sebuah niatan yang suci menuju sisi moralitas yang handal. Ketika mahasiswa dengan segala idealismenya untuk menghantarkan negeri ini menuju kesejahteraan yang hakiki namun terbentur dengan realita segi moralitas yang kian merosot, maka tidak menutup kemungkinan idealisme yang terbangun itu akan sedikit demi sedikit melemah, merosot, berhamburan seperti buih di lautan yang tida berguna. Tentunya jika mahasiswa tidak mengimbanginya dengan aktifitas lain yang mampu mnguatkannya idealismenya itu.

Bagi saya, dosen bisa dijadikan sebagai cerminan. Ketika saya melakukan sesuatu yang menurut saya benar, kemudian saya melihat dosen saya juga berlaku demikian, maka hal tersebut biasanya akan semakin memperkuat intuisi yang ada di jiwa saya. Saya akan lebih meningkatkan apa yang saya lakukan karena seolah mendapatkan "teman" dalam jengkal langkah ini. Ketika ada sesuatu yang saya lakukan namun di saat yang bersamaan saya menyaksikan sebuah pemandangan yang bertolak belakang dengan apa yang saya lakukan, dan itu dilakukan oleh dosen saya maka akan mengajak otak saya untuk berpikir ulang apakah yang saya lakukan itu sudah betul atau belum. Jika memang terbukti saya benar, maka saya akan bertahan dan jika terbukti saya salah maka saya akan berusaha memperbaiki hal tersebut. Itu hanya contoh kecil dari saya, dan saya percaya banyak mahasiswa yang menganggap dosen sebagai sebuah cerminan. Itulah salah satu alasan mengapa penting sekali peran dosen dalam membangun idealisme mahasiswa.

Ada sebuah kondisi yang memaksa diri mahasiswa tidak berkembang. Mahasiswa ditutut untuk stagnan dengan situasi yang terjadi. Selain kondisi kampus, juga kaitannya dengan aktifitas lain yang digeluti mahasiswa di luar jam pekuliahan. Apa yang mereka lakukan saat waktu luang, bagaimana mereka memanfaatkannya agar waktu yang ada tidak berpredikat sebagai sebuah kesia-siaan. Mungkin, untuk mereka yang sudah terbiasa bekerja di luar jam kuliah itu sudah menjadi agenda rutin yang tak bisa diganggu. Namun bagi mareka yang hanya terobsesi pada kuliah? Saya rasa ini juga terjadi banyak perbedaan. Sekarang kita bandingkan mahasiswa yang aktif, baik di kampus maupun di luar kampus, dengan mahasiswa yang "study oriented". Mahasiswa yang memiliki aktifitas lain selain kuliah, akan mendapatkan pelajaran tambahan berupa softskill yang secara langsung mereka aplikasikan dan tidak mereka dapatkan pada bangku kuliah. Kita tahu sendiri bukan, bahwa tidak ada materi-materi lain yang diajarkan selain materi kuliah yang kadang sebagian besar mahasiswa menganggapnya sebagai hal yang amat membosankan. Di sinilah perannya. Bukan sekedar pengisi waktu luang saja, akan tetapi lebih menuju kepada peningkatan kualitas diri menggapai sebuah cita-cita dan arahan hidup yang jelas. Kita tengok mereka yang hanya diam. Berangakt kuliah, pulang ke tempat kos atau ke rumah mereka, atau mungkin berbelok arah dulu sebelum pulang untuk nongkrong di mall-mall atau di kafe-kafe. Mereka seolah-olah tidak merasakan perjuangan hidup yang nyata. Sungguh hedonis!

Berbahagialah mahasiswa yang sangat mengerti urgensi waktu dalam kehidupan ini. Ia tahu betul apa yang bisa ia lakukan untuk memberi manfaat kapada masyarakat. Dan kembali lagi saya ingin menegaskan bahwa peran dosenpun dalam hal ini amatlah diperlukan.

Kepada para dosen, saya sangat berharap beliau-beliau itu bisa memberikan kontribusi dalam membangun idealisme mahasiswa, agar investasi-investasi masa depan itu tidak punah dari kemiskinan berpikir, agar perkembangan di negeri ini benar-benar dinamis, bukan sebuah kestatisan yang dipelihara berlama-lama, dan yang tak kalah penting yaitu mereka sekaligus bisa menjadi teladan bagi mahasiswa yang mereka ajar.

Wahai pak dosen, bu dosen, dengarkanlah suara hati dari seorang mahasiswa yang ingin maju ini. Percayalah! Seandainya kalian bersedia berperan, maka tidak ada lagi kesia-siaan. Sekali lagi, meski semuanya akan kembali kepada diri mahasiswa, peran kalian sungguh amat diperlukan. Selamat berjuang!

sumber: http://nadiachya.blogspot.com/2010/06/ketika-dosen-harus-berperan.html

Kasus Dalam Suatu Perusahaan

Kali ini saya akan membahas dan mengulas sebuah kasus di dalam suatu perusahaan untuk lebih jelasnya mari kita bahas.
PENGEMBANGAN YANG DIPROGRAM ?
Hari Wibowo adalah seorang partisipan dalam program latihan perusahaan yang disebut Studi Prosedur dan Sistem. Para partisipan bertemu sekali seminggu selama dua jam dalam periode delapan bulan. Program disusun oleh seorang Profesor sebuah Universitas setempat.
Sebagai bagian persyaratan-persyaratan program, setiap partisipan diharuskan membuat semacam proyek studi kerja yang dipilihnya sendiri dengan gagasan penganalisaan secara kritis terhadap kegiatan-kegiatan kerja yang diamati, dan pemberian saran perbaikan-perbaikan melalui aplikasi teknik-teknik dan konsep-konsep yang dipelajari dalam program. Profesor pada permulaan menekankan pentingnnya “unsur manusia” sebagai salah satu faktor utama yang harus diperhatikan dalam studi seperti itu.
Hari Wibowo mempunyai jabatan sebagai Teknisi Perencanaan. Dalam kapasitas ini, dia menangani kegiatan-kegiatan pengkoordinasian antara departemen-departemen pengoperasian, produksi dan teknis. Proyek studi-kerja yang dipilihnya untuk program latihan bersangkutan dengan pembelian dan pemesanan peralatan berat instalansi pabrik baru yang sedang dibangun oleh perusahaan. Ini terutama berkaitan dengan pengawasan biaya-biaya yang berhubungan dengan peralatan yang dibeli yang kadang-kadang “didongkrokkan” terbungkus beminggu-minggu di lokasi pabrik baru sebelum dipasang. Hari Wibowo telah menganalisa prosedur schedulling departemen konstruksi dan prosedur-prosedur pembelian departemen pengoperasian plus spesifikasi-spesifikasi dan desain peralatan yang ditetapkan oleh departemen teknik. Dia berpendapat bahwa jutaan rupiah dapat dihemat oleh perusahaan setiap tahun bila departemen konstruksi dan pengoperasian bersedia menerima prosedur-prosedur perencanaan formal dan pembelian yang dia usulkan. Dia merasa yakin bahwa analisanya terhadap masalah tersebut adalah benar dan analisanya terhadap penghematan biaya potensial adalah akurat.
Setelah presentasi proyek studi-kerjanya dihadapkan para partisipan lainnya dalam program latihan, dia merasa sangat senang bahwa kelompok dan Profesor menilai proyeknya sebagai proyek yang “masuk akal”, dan baik. Setelah itu, dia menjelaskan usulannya kepada atasannya langsung, Wakil Direktur Teknis. Dia berharap-harap cemas untuk segera mengetahui hasil pertemuan komite manajemen eksekutif yang membahas usulan prosedur-prosedur barunya yang diajukan oleh Wakil Direktur Teknisnya.
Dua minggu kemudian wakil direktur teknis memanggil Wibowo ke kantornya dan memberitahukan bahwa prosedur-prosedur perencanaan dan pembelian yang dia sarankan telah diajukan ke komite manajemen eksekutif. Reaksi dari komite tersebut adalah keras! Mereka menolak bahwa seorang yang mempunyai jabatan hanya sebagai teknisi perencanaan memotong garis fungsional dan membuat rekomendasi di luar bidangnya. Mereka tidak menyukai implikasi bahwa kegiatan-kegiatan mereka memboroskan uang perusahaan jutaan rupiah setiap tahun, dan mereka menuntut wakil direktur teknis agar Wibowo dipertimbangkan untuk di pesona non grata dalam departemen mereka.
Wakil direktur teknis menyarankan kepada Hari Wibowo bahwa mungkin lebih baik baginya dipindahkan ke divisi lain dalam perusahaan. Paling tidak dia tidak akan menanggung resiko menjumpai eksekutif-eksekutif tersebut secara pribadi.
***
Dari kasus di atas pasti kita bertanya-tanya dapatkah Wibowo menghindari masalah yang berkaitan dengan usulannya ? Bagaimana ? jawabannya adalah Dapat, caranya dengan menerangkan sejelas-jelasnya kepada atasannya tentang keikutsertaan Wibowo sebagai seorang partisipan dalam program latihan perusahaan yang disebut Studi Prosedur dan Sistem. Wibowo menggambarkan analisanya terhadap perusahaan agar bisa melakukan penghematan setiap tahunnya. Keyakinan inilah yang mendorong Wibowo dalam analisanya untuk dapat meningkatkan kinerja perusahaannya agar dapat lebih maju. Meskipun jabatan Wibowo hanya sebagai Teknisi Perencanaan bukanlah menjadi hambatan untuk ia dapat berkreasi dan dapat merubah perusahaan untuk menjadi lebih baik.
Kemudian muncul lagi pertanyaan bagaimana seharusnya wakil direktur teknis menangani usulan Wibowo ? Seharusnya wakil direktur teknis dapat mempertahankan pendapat Wibowo di depan komite manajemen eksekutif karena prosedur-prosedur perencanaan dan pembelian yang Wibowo sarankan sangatlah masuk akal dan kemungkinan besar dapat memajukan perusahaan di kemudian hari.
Pendapat saya tentang saran Wakil Direktur bahwa Wibowo seharusnya dipindahkan ke divisi lain. Setuju, karena maksud dari Wakil Direktur itu baik, wakil direktur ingin Wibowo tetap dapat bekerja di perusahaan tersebut tapi dengan catatan Wibowo lebih baik dipindahkan ke divisi lain agar tidak menjumpai eksekutif-eksekutif tersebut secara pribadi karena para eksekutif itu tidak ingin Wibowo berkerja di perusahaan itu lagi karena dianggap memotong garis fungsional dan membuat rekomendasi di luar bidangnya.
Pendapat saya tentang apa yang harus dilakukan Wibowo sekarang adalah sebaiknya Wibowo tidak putus asa karena analisanya telah di tolak secara keras oleh para eksekutif. Untuk masalah ia harus dipindahkan ke divisi lain, ini merupakan jalan terbaik untuk Wibowo yang di ambil oleh wakil direktur karena wakil direktur masih mengharapkan Wibowo dapat bekerja di perusahaan tersebut walaupun para eksekutif sudah tidak menginginkan Wibowo bekerja di perusahaan itu lagi.
Demikian hasil penganalisaan saya dalam hal kasus di dalam suatu perusahaan, semoga dapat membantu anda semua.

sumber: http://kikimanizz.blogspot.com/2010/12/kasus-dalam-suatu-perusahaan.html

Komunikasi dan Lidah

Lidah ... organ terkecil dari tubuh kita, tapi nahkoda yang mengendalikan seluruh hidup kita. Tergantung bagaimana kita memegang kemudi itu. Jika kita tak bisa mengendalikannya, hancurlah seluruh hidup kita. Satu sumber mata air yang dapat memancarkan kasih dan pahit.

Lidah ... lima huruf, tapi memiliki dampak yang sangat fatal. Dia dapat menyakiti, dia dapat juga memberkati orang dengan kata-kata lembutnya. Dia dapat membuat orang menangis, dia dapat juga membuat orang tersenyum. Dia dapat membunuh, dia dapat juga mendamaikan. Dia dapat menimbulkan konflik, dia dapat juga mempersatukan.

Lidah ... karena dia, persahabatan yang tak terbina dengan baik bisa hancur dengan kesalahpahaman. Karena dia, suami istri yang tak teguh memegang komitmen hidup akhirnya memutuskan berpisah. Karena dia, para pemuda jatuh dalam lubang kebinasaan. Karena dia, dua suku bangsa dapat bertengkar hanya dipicu satu orang saja. Karena dia, dua negara yang berdamai bisa terpecah belah.


Lidah ... dia membuat orang bisa menjadi marah, memfitnah, membunuh, egois, tidak bisa mengerti keadaan orang lain, menang sendiri, acuh tak acuh, sinis, iri hati dan dendam. Tapi lidah juga membuat hati yang beku menjadi hancur, hati yang dipenuhi amarah dapat luluh oleh adanya kata-kata bijak.

Tetapi kadangkala manusia mengabaikan betapa pentingnya komunikasi. Mereka tak pernah berpikir dampak yang kan terjadi bila kata-kata itu keluar dari mulut mereka. Lidah dapat mengeluarkan perbendaharaan yang baik jika dikendalikan oleh nahkoda yang bijaksana pula. Sebaliknya lidah dapat mengeluarkan perbendaharaan yang menyakitkan jika berada di tangan nahkoda yang akhlaknya buruk.

Komunikasi yang terbina dengan baik bisa menjadi akhir yang sangat membahagiakan dan melegakan dahaga di hati. Dua insan yang bertengkar dapat bersatu karena adanya kata-kata yang lembuat keluar dari seorang bijak. Sepasang kekasih yang bertengkar dapat kembali bersatu karena adanya insan yang mendamaikan, meski insan itu menyukai salah satunya. Negara yang sudah tercerai berai dapat bersatu karena adanya kata-kata bijak dari sang diplomat.

Lidah yang baik adalah lidah yang ingin sahabatnya bahagia, dan tidak ingin menghancurkan persahaban itu walau sudah di ujung tanduk; lidah yang ingin agar sahabatnya tersenyum kembali walaupun dia kecewa padanya dan tak ingin menyakitinya. Lidah yang baik adalah lidah yang selalu menyayangi orang lain, meski orang itu melukai perasaannya.

Jadilah lidah-lidah yang memberkati orang-orang di sekelilingmu, nahkoda-nahkoda yang membuat orang lain tersenyum, nahkoda yang memberi ketenangan dan kedamaian....